DIDAKTIK DALAM SYAIR KLASIK
Sastra lama kita, syair, banyak merekam cerita-cerita yang dikisahkan secara turun-temurun. Seperti syair Ken Tambunan, Syair Bidasari, Syair Ikan Terubuk Berahikan Puyu-Puyu, Syair Perang Makasar , dan banyak lagi yang kerap kita dengar dari nenek moyang. Beberapa unsur menarik dalam syair melayu lama, seperti aspek humor, aspek didaktik dan aspek simbolik. Semua aspek itu dapat menggambarkan keadaan masyarakat serta latar belakang cerita atau syair. Namun masalahnya, di zaman modernisme sastra melayu lama seolah hilang fakta kemanusiaannya, seolah bukan gubahan trans individual, bahkan tak penting lagi dialektika pemahaman dan penjelasan dalam syair-syair tersebut. Revolusi sosial, politik, ekonomi, dan karya-karya kultural yang besar menggiring manusia melupakan cerminnya. Melupakan pijakannya. Pengakuan Eagleton, 1983, mengenai kesusastraan modern muncul pada abad XIX, yaitu zaman romantik. Yang pertama muncul adalah penyempitan kategori kesusastraan terhadap karya kreatif-i